Dalam teknologi tekstil modern, Kain teknologi tahan air tidak diragukan lagi merupakan inovasi yang mencolok. Kain ini menggabungkan teknologi modern dengan pengerjaan tekstil tradisional untuk memberikan kinerja kedap air sambil mempertahankan tingkat napas dan kenyamanan tertentu, sehingga memenuhi kebutuhan orang dalam berbagai kondisi cuaca buruk.
Sejarah pengembangan kain teknologi tahan air dapat ditelusuri kembali ke tahun 1970 -an, ketika para ilmuwan pertama kali mengembangkan membran napas tahan air (WBMS). Membran ini dikombinasikan dengan bahan tekstil melalui laminasi untuk memastikan sifat tahan air dan bernapas dari kain. Membran ini terutama dibagi menjadi dua jenis: membran non-poris hidrofilik dan membran mikropori hidrofobik.
Membran non-berpori hidrofilik adalah bahan membran non-berpori kontinu yang diproses dari polimer hidrofilik seperti poliuretan (PU), poliakrilonitril (panci), selulosa, dll. Struktur non-poris dari bahan ini tidak mudah untuk menyerap benda asing seperti debu, sehingga tidak akan ada penyumbatan hole, dan moisure-moisure seperti debu, sehingga tidak akan ada penyumbatan hole, dan moisure-moisure seperti debu, dan tidak akan ada penyatuan hole, dan moisure moisure-moisure seperti debu, dan tidak akan ada penyatuan hole, dan moisure moisureur Namun, untuk mendapatkan napas yang baik, kain harus dekat dengan kulit dan kontak langsung dengan keringat, yang sangat mengurangi kenyamanan kain dan membatasi penerapan membran non-berpori hidrofilik.
Sebaliknya, membran mikropori hidrofobik terbuat dari polimer hidrofobik sebagai bahan baku dasar melalui pemisahan fase, peregangan biaxial atau electrospinning. Bagian dalam membran adalah struktur mesh atau spons yang tidak teratur dengan sejumlah besar pori-pori kecil yang saling berhubungan. Struktur ini membuat membran mikropori hidrofobik tidak perlu bersentuhan langsung dengan keringat yang dihasilkan oleh tubuh manusia, sehingga memastikan kenyamanan tubuh manusia. Penelitian tentang membran yang tahan air dan bernapas terutama difokuskan pada membran mikropori hidrofobik.
Kain teknologi tahan air memiliki berbagai aplikasi, terutama di pakaian luar, pakaian pelindung, pakaian luka, dan pakaian pintar. Mereka menunjukkan prospek aplikasi yang baik. Dalam pakaian luar ruangan, kain teknologi tahan air tidak hanya dapat secara efektif menahan angin, hujan, dan dingin, tetapi juga menjaga napas dan kenyamanan yang baik, sehingga pemakainya masih bisa tetap kering dan hangat dalam kondisi cuaca buruk. Di bidang pakaian pelindung, kain teknologi tahan air memberikan perlindungan yang dapat diandalkan bagi pekerja untuk mencegah invasi zat berbahaya. Di bidang medis, penerapan membran yang tahan air dan bernapas telah membawa perubahan revolusioner pada pembalut luka, yang membantu luka sembuh dan pulih.
Sebagai inovasi teknologi tekstil yang penting, kain teknologi tahan air terus mengubah gaya hidup dan metode kerja orang. Dengan menggabungkan teknologi modern dengan proses tekstil tradisional, kain teknologi tahan air tidak hanya memberikan kinerja tahan air, tetapi juga menjaga napas dan kenyamanan yang baik, memberikan perlindungan yang kuat untuk kehidupan orang dan pekerjaan dalam berbagai kondisi cuaca buruk. Dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan dan perluasan bidang aplikasi yang berkelanjutan, prospek pengembangan kain teknologi tahan air akan lebih luas.